PALANGKARAYA – Rapat Kerja ke V Komwil V Apeksi Regional Kalimantan yang dilaksanakan di Kota Palangkaraya, Provinsi Kalteng, dinilai sangat strategis untuk menjabarkan dan mengevaluasi secara mendalam, berbagai isu yang berkembang dalam memantapkan pelaksanaan otonomi daerah. Menurut Walikota Palangkaraya, Fairid Nafarin, investasi merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan ekonomi, hal tersebut berkaitan dengan keberlangsungan kegiatan ekonomi, baik di masa sekarang, maupun di masa yang akan datang. Dengan melakukan investasi, katanya lagi, kapasitas produksi dapat ditingkatkan, sehingga akan berdampak pada peningkatan output yang akan menuntaskan pendapatan dalam jangka panjang. “Akumulasi investasi mendorong perkembangan berbagai aktifitas ekonomi, dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Pemerintah Kota Palangkaraya juga mempunyai komitmen dalam membuat program dan kegiatan, saya selalu mengingatkan bahwa program yang akan kita buat, harus terstruktur, terarah, dan semua memperhatikan outputnya,” ujarnya, saat menyampaikan sambutannya dalam acara pembukaan Rakerwil ke Komwil V Apeksi Regional di di Ball Room Hotel Aquarius, Kota Palangkaraya, Rabu (10/10).
Fairid Nafarin pun berharap, peningkatan daya tarik investasi daerah terutama basis antar kota di wilayah Kalimantan ke depannya bisa tercapai keserasian dan kolaborasi, sehingga dapat mengurangi kesenjangan daerah dalam investasi dan Pulau Kalimantan dapat maju secara bersama-sama.
Hal senada juga dikatakan Ketua Komwil V Apeksi Regional Kalimantan H Ibnu Sina.
Katanya, dalam lima tahun terakhir di Pulau Kalimantan tahun 2013-2014 telah penurunan investasi hampir 25 persen dari nilai Rp 6,7 triliun per tahun. Angka tersebut, lanjutnya di akhir tahun 2016, kembali terjadi penurunan hampir 25 persen. Karena itu, pria yang menjabat sebagai Walikota Banjarmasin ini menginginkan adanya sebuah upaya strategi yang lebih terstruktur untuk peningkatkan nilai investasi. “Kita harus memandang Kalimantan itu sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari masing-masing kota. Dalam catatan APEKSI di tahun 2025 nanti, 65 persen penduduk itu ada di perkotaan, jadi problem perkotaan itu menjadi problem bersama bagi kita sekarang,” ucapnya. Hal lain yang disampaikannya saat itu tentang rencana kegiatan Rakernas Apeksi tahun 2019 nanti di Kota Palu. Melihat kondisi Kota Palu sekarang ini, mantan anggota DPRD Kalsel tiga periode ini menawarkan kepada anggota Komwil V agar bersedia menjadi tuan rumah dalam Rakernas di tahun 2019 nanti. “Melalui forum ini nanti kita sepakati dan akan kita sampaikan dengan Direktur APEKSI Pusat, untuk 2019 pelaksanaan Rakernas di Kota Palu, apabila dipindahkan tempatnya, maka salah satu kota di Kalimantan siap menjadi tuan rumah.
Katanya, dalam lima tahun terakhir di Pulau Kalimantan tahun 2013-2014 telah penurunan investasi hampir 25 persen dari nilai Rp 6,7 triliun per tahun. Angka tersebut, lanjutnya di akhir tahun 2016, kembali terjadi penurunan hampir 25 persen. Karena itu, pria yang menjabat sebagai Walikota Banjarmasin ini menginginkan adanya sebuah upaya strategi yang lebih terstruktur untuk peningkatkan nilai investasi. “Kita harus memandang Kalimantan itu sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari masing-masing kota. Dalam catatan APEKSI di tahun 2025 nanti, 65 persen penduduk itu ada di perkotaan, jadi problem perkotaan itu menjadi problem bersama bagi kita sekarang,” ucapnya. Hal lain yang disampaikannya saat itu tentang rencana kegiatan Rakernas Apeksi tahun 2019 nanti di Kota Palu. Melihat kondisi Kota Palu sekarang ini, mantan anggota DPRD Kalsel tiga periode ini menawarkan kepada anggota Komwil V agar bersedia menjadi tuan rumah dalam Rakernas di tahun 2019 nanti. “Melalui forum ini nanti kita sepakati dan akan kita sampaikan dengan Direktur APEKSI Pusat, untuk 2019 pelaksanaan Rakernas di Kota Palu, apabila dipindahkan tempatnya, maka salah satu kota di Kalimantan siap menjadi tuan rumah.
Gubernur Provinsi Kalteng Sugianto Sabran melalui Sekda Provinsi Kalteng, Fakhrizal Fitri saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, sesuai tema yang diangkat dalam Rapat Kerja ke 5 ini maka untuk meningkatkan investasi itu dibutuhkan suatu strategi yang dapat meningkatkan daya tarik investasi di daerah, terutama potensi antar kota di wilayah Kalimantan. Peningkatan nilai tambah itu perlu adanya kolaborasi investasi potensi antar daerah atau dengan pihak ketiga, yang akan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah. “Mari semuanya menyatukan niat gerak dan langkah bagi kemajuan daerah masing-masing demi kesejahteraan masyarakat daerah dengan bekerja keras, tuntas, dan ikhlas,” katanya.(humpro-bjm)
Posting Komentar