Kegiatan Normalisasi sungai yang dilaksanakan
Pemko Banarmasin, selain mendapat dukungan dari masyarakat, juga mendapat
dukungan dari jajaran Polda Kalsel.
Menurut Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto, melihat dari
topografi kota berjuluk seribu sungai, musibah banjir yang beberapa waktu lalu itu
seharusnya tidak terjadi.
Namun perkiraan dengan banyaknya aliran sungai di kota ini,
kemudian banjir tidak terjadi ternyata meleset.
Pasalnya, di kota ini terdapat kesalahan dalam melaksanakan
penataan bangunan, dimana sungai-sungai yang seharusnya menjadi aliran air disekat,
kemudian diurug untuk dijadikan halaman, hingga mengakibatkan aliran air sungai
buntu dan air sungai akhitnya meluap. “Saya tidak menduga juga itu (sungai-red)
ada sekatan-sekatan. Memang ada cara membangun jembatan yang salah, ada orang
membangun halaman atau membangun kantor mengambil lahan aliran air, ada juga
yang sengaja membangun dengan menguruk di atas aliran air itu, ada yang membuat
untuk kepentingan tertentu, sesuai dengan pemikirannya masing-masing,” katanya,
saat memberikan arahan dalam kegiatan.
Hal tersebut diatas, lanjutnya, harus menjadi PR bagi
pemerintah kota dan seluruh stakeholder yang ada di Bumi Kayuh Baimbai, untuk
menormalisasikan sungai-sungai yang buntu dan telah disekat-sekat itu, sehingga
musibah banjir tidak terjadi lagi di kota ini. “Ini menjadi PR nya pemerintah
kota. bukan hanya sesaat ataupun insidentil. Memelihata drinase itu adalah
tugas rutin dari waktu kewaktu, tidak ada tugas berhenti, memelihara jalan memelihata
tata kota dan memelihara yang menjadi kewajiban perangkat kota itu, ya setiap
hari,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Plh Walikota
Banjarmasin, H Mukhyar menegaskan, arahan yang telah diberikan kapolda Kalsel
itu akan dilaksanakan Pemko Banjarmasin bersama stakeholder terkait.
Intinya, kegiatan bersih-bersih lingkungan dan sungai akan
terus digalakan Pemko Banjarmasin, sampai kota ini benar-benar menjadi Barasih
wan Nyaman.
Posting Komentar