Sejarah Mencatat H Ibnu Sina dan Hj Siti Wasilah Berjasa
Mempopulerkan Kain Sasirangan
BANJARMASIN - Sejak tahun 1982 hingga saat ini, kepopuleran
kain sasirangan tak lepas dari kepedulian masyarakat dan para tokoh yang ada di
Bumi Kayuh Baimbai.
Melalui berbagai kegiatan, mereka berhasil melestarikan dan
mengangkat peninggalan budaya ini. Seperti yang dilakukan Wali Kota
Banjarmasin, H Ibnu Sina dan Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin, Hj Siti
Wasilah, mereka dinilai memiliki andil besar dalam mempopulerkan kain sasirangan.
Demikian yang dikatakan, Muhammad Ridho, saat menjadi pembicara dalam kegiatan bedah buku berjudul, Sasirangan dulu, kini dan Kena, di Banjarmasin Book Fair, di kawasan Taman Kamboja Banjarmasin, Selasa (17/07). Menurutnya, sejak tahun 2017 , Pemerintah Kota Banjarmasin melalui instruksi Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina, event Banjarmasin Sasirangan Festival mulai dilaksanakan.
Dari kegiatan yang mengandeng Dekransda Kota Banjarmasin
itu, akhirnya sasirangan semakin dikenal masyarakat. “Saat ini Banjarmasin
Sasirangan Festival ini yang ke-8, jadi yang perlu di catat dalam sejarah tinta
emas sasirangan itu adalah keterlibatan pak wali kota dalam dan ibu wali kota
menggerakkan apa itu namanya “BSF”, sehingga banyak sasirangan dikenal
dimasyarakat,” ujarnya
Tak cukup sampai disitu, pria ini juga mengingatkan masyarakat
bahwa peran H Ibnu Sina dan Hj Siti Wasilah dalam melestarikan kain sasirangan
yang juga perlu dicatat dengan tinta emas sejarah kota ini adalah,
dikeluarkannya Perwali terkait penggunaan pakaian motif sasirangan pewarna alam
bagi ASN Lingkup Pemko Banjarmasin pada tahun 2018 lalu. “Pada tahun 2018,
beliau mengeluarkan Perwali bahwa seluruh ASN di Banjarmasin wajib memakai kain
sasirangan pewarna alam setiap hari kamis, nah itu sebenarnya sebuah catatan
sejarah sangat penting berkembanganya ke depannya,” katanya.
Buku setebal 89 halaman dan ditulis oleh enam orang penulis
terdiri dari, Siti Wasilah, Abdul Khair, Mansyur, Muhammad Redho, Nurnaulidani
Awaliyah dan Hajriansyah itu, mengupas perkembangan dan proyeksi masa
depan kreativitas sasirangan di tengah
masyarakat Kota Banjarmasin.
Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin, Hj Siti Wasilah dalam
kegiatan tersebut mengatakan, buku yang ditulisnya bersama tim tersebut
merupakan sebuah apresiasi dalam rangka mengangkat kain sasirangan agar menjadi
wastra Kalimantan Selatan.
Istri Wali Kota Banjarmasin in pun menambahkan, dengan
adanya buku tersebut juga bisa dijadikan cerita untuk anak muda di Bumi Kayuh
Baimbai agar bisa menghargai generai pendahulunya. “Mudah-mudahan itu kemudian
menjadi spirit untuk ke depannya yang bisa dijaga bersama sama, makanya buku
ini kami putuskan mengambil judul “Sasirangan kain kuno, kini, dan kena,”
katanya
Iya berharap, buku tersebut nantinya dapat menarik perhatian dan minat anak muda di kota ini untuk mengetahui tentang sejarah kain sasirangan. “Sehingga kita nantinya bersama-sama menjaga spirit agar bisa melestarikan wastra sasirangan khas Kalimantan Selatan dan terus menjaganya,” pungkasnya.
Bedah buku Sasirangan Kain Kuno, Kini, dan Kena yang digelar
sekira pukul 16.30 itu memang menarik perhatian. Buktinya, kegiatan tersebut
tak hanya dihadiri kalangan Dekransda Kota Banjarmasin dan para ASN Pemko
Banjarmasin saja, tetapi juga dihadiri para pengunjung Banjarmasin Book Fair
mulai dari remaja hingga orang dewasa.
Apalagi dalam kegiatan tersebut juga hadir Wakil Ketua TP
PKK Kota Banjarmasin, Hj hardiyanti dan Ketua Dharma Wanita Kota Banjarmasin,
Rusdiati. (prokom-bjm-wf)
Posting Komentar