Senin, 22 Juli 2024

Sejarah Mencatat H Ibnu Sina dan Hj Siti Wasilah Berjasa Mempopulerkan Kain Sasirangan

 

Sejarah Mencatat H Ibnu Sina dan Hj Siti Wasilah Berjasa Mempopulerkan Kain Sasirangan

BANJARMASIN - Sejak tahun 1982 hingga saat ini, kepopuleran kain sasirangan tak lepas dari kepedulian masyarakat dan para tokoh yang ada di Bumi Kayuh Baimbai.

Melalui berbagai kegiatan, mereka berhasil melestarikan dan mengangkat peninggalan budaya ini. Seperti yang dilakukan Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina dan Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin, Hj Siti Wasilah, mereka dinilai memiliki andil besar dalam mempopulerkan kain sasirangan. Melalui event Banjarmasin Sasirangan (BSF), mereka berhasil mengangkat budaya dan kearifan lokal Kota  Banjarmasin, tak hanya ditingkat lokal, tetapi sampai tingkat nasional dan internasional. 

Demikian yang dikatakan, Muhammad Ridho, saat menjadi pembicara dalam kegiatan bedah buku berjudul, Sasirangan dulu, kini dan Kena, di Banjarmasin Book Fair, di kawasan Taman Kamboja Banjarmasin, Selasa (17/07). Menurutnya, sejak tahun 2017 , Pemerintah Kota Banjarmasin melalui instruksi Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina, event Banjarmasin Sasirangan Festival mulai dilaksanakan. 

Dari kegiatan yang mengandeng Dekransda Kota Banjarmasin itu, akhirnya sasirangan semakin dikenal masyarakat. “Saat ini Banjarmasin Sasirangan Festival ini yang ke-8, jadi yang perlu di catat dalam sejarah tinta emas sasirangan itu adalah keterlibatan pak wali kota dalam dan ibu wali kota menggerakkan apa itu namanya “BSF”, sehingga banyak sasirangan dikenal dimasyarakat,” ujarnya

Tak cukup sampai disitu, pria ini juga mengingatkan masyarakat bahwa peran H Ibnu Sina dan Hj Siti Wasilah dalam melestarikan kain sasirangan yang juga perlu dicatat dengan tinta emas sejarah kota ini adalah, dikeluarkannya Perwali terkait penggunaan pakaian motif sasirangan pewarna alam bagi ASN Lingkup Pemko Banjarmasin pada tahun 2018 lalu. “Pada tahun 2018, beliau mengeluarkan Perwali bahwa seluruh ASN di Banjarmasin wajib memakai kain sasirangan pewarna alam setiap hari kamis, nah itu sebenarnya sebuah catatan sejarah sangat penting berkembanganya ke depannya,” katanya.

Buku setebal 89 halaman dan ditulis oleh enam orang penulis terdiri dari, Siti Wasilah, Abdul Khair, Mansyur, Muhammad Redho, Nurnaulidani Awaliyah dan Hajriansyah itu, mengupas perkembangan dan proyeksi masa depan  kreativitas sasirangan di tengah masyarakat Kota Banjarmasin.

Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin, Hj Siti Wasilah dalam kegiatan tersebut mengatakan, buku yang ditulisnya bersama tim tersebut merupakan sebuah apresiasi dalam rangka mengangkat kain sasirangan agar menjadi wastra Kalimantan Selatan.

Istri Wali Kota Banjarmasin in pun menambahkan, dengan adanya buku tersebut juga bisa dijadikan cerita untuk anak muda di Bumi Kayuh Baimbai agar bisa menghargai generai pendahulunya. “Mudah-mudahan itu kemudian menjadi spirit untuk ke depannya yang bisa dijaga bersama sama, makanya buku ini kami putuskan mengambil judul “Sasirangan kain kuno, kini, dan kena,” katanya

Iya berharap, buku tersebut nantinya dapat menarik perhatian dan minat anak muda di kota ini untuk mengetahui tentang sejarah kain sasirangan. “Sehingga kita nantinya bersama-sama menjaga spirit agar bisa melestarikan wastra sasirangan khas Kalimantan Selatan dan terus menjaganya,” pungkasnya.

Bedah buku Sasirangan Kain Kuno, Kini, dan Kena yang digelar sekira pukul 16.30 itu memang menarik perhatian. Buktinya, kegiatan tersebut tak hanya dihadiri kalangan Dekransda Kota Banjarmasin dan para ASN Pemko Banjarmasin saja, tetapi juga dihadiri para pengunjung Banjarmasin Book Fair mulai dari remaja hingga orang dewasa.

Apalagi dalam kegiatan tersebut juga hadir Wakil Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Hj hardiyanti dan Ketua Dharma Wanita Kota Banjarmasin, Rusdiati. (prokom-bjm-wf)

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search