Jumat, 02 November 2018

Banjarmasin Untuk Palu, Sigi, dan Donggala


PALU - Dari Banjarmasin menuju Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Pemerintah Kota Banjarmasin memberikan sejumlah bantuan guna meringankan korban bencana tsunami dan gempa Palu, Sigi, Donggala yang dikumpulkan dari ASN Pemko, masyarakat, serta sejumlah lembaga yang diserahkan lewat Pemerintah Daerah Palu dan Donggala serta kepada Kerukunan Keluarga Banjar-Palu dan Relawan Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Disela-sela kunjungan ke lokasi bencana yang kini telah berlalu 1 bulan lebih. Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina yang tiba bersama rombongan sempat membagikan kisah kepada awak media saat berada di Posko Relawan ACT. "Sempat memperhatikan dari pesawat saat mau turun kemarin, benar benar tak bisa membayangkan bagaimanan kejadian ini bisa terjadi. Beberapa titik lokasi pasca gempa dan masih keliatan" ucapnya.
Dituturkan, Kehadiran Pemko Banjarmasin tak lain tak bukan murni hanya untuk memberi support dan simpatik untuk warga setempat serta Pemda Palu dan Donggala. H Ibnu Sina merasakan bagaimana kondisi warga Palu yang masih menyisakan efek traumatik pasca bencana. "Saat kunjungan ke lokasi, ada drum kosong jatuh dan berbunyi nyaring, orang-orang langsung kaget, berdiri, ada yang mau lari. Masih ada rasa trauma, padahal sudah berselang lama ini. Perlu recovery fisik dan mental. Kami mencoba hadir dan beri support di sini".
Tercatat ada sekitar 2 ribu warga Banjar yang tinggal di Kota Palu. Dari 500 kepala keluarga, 75% nya bermukim di daerah Balaroa yang kini rata akibat likuefaksi. Berkomunikasi dan mendengarkan cerita para korban dari warga Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB). Bencana yang begitu dahsyat, menghancurkan puluhan rumah dan menelan ribuan korban jiwa meninggal dunia hingga luka berat, masih meninggalkan luka yang begitu dalam. "Saya sedang mengambil air wudhu, tiba tiba jatuh sendiri lemari dapur. Atap jatuh, keliatan itu langit. Ditengah gelap lampu padam. Anak saya teriak, saya gendong anak dia. Mau lari, tapi kemana kaki menginjak tak bisa. Tanah ini bergerak dan kaki saya seakan di blender. Saya keluar rumah dihalang 2 pohon yang sebelumnya tak ada. 4 jam terombang ambing di atas lumpur. Kalo tidak lari, ada api besar menunggu di belakang, tapi di depan ada 4-5 jurang menganga. Ada pula tetangga saya yang keluar bertelanjang pula, dia sedang mandi saat gempa itu" kisah seorang korban, Drs H Zain Halus kepada H Ibnu Sina saat berkumpul di Mesjid Al Khairat, Jalan Sis Aljufri, Palu. Mesjid tertua di Palu yang masih berdiri walaupun sedikit terkena dampak.
Tanggap darurat memang telah usai. Namun bantuan untuk pembangunan infrastrukur masih diperlukan, mengingat kerusakan luar biasa cukup besar. Bantuan yang diberikan oleh pemko dari banyak sumber dan titipan. "Tidak berarti apa apa, hanya simpati warga Banjarmasin. Duka di sini duka kita semua mudahan semakin kuat dan tabah. Semoga kehadiran kami dan relawan dai seluruh lemabaga indonesia dan internasional dapat membantu" tambah H Ibnu Sina.
H Ibnu Sina pun turut mengapresiasi Kehadiran para relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang telah hadir sejak awal bagian dari upaya recovery. Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengawali fase pemulihan pasca bencana dengan pendirian Komplek Hunian Nyaman Terpadu (Integrated Community Shelter/ICS) untuk 74 ribu pengungsi. Ada 5 yang akan dibangun, Salah satunya di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti sekolah, klinik, sarana MCK, dapur umum, mushola, dan taman bermain anak untuk membantu para korban bencana di Palu, Sigi dan Donggala yang kehilangan tempat tinggal.
Shelter duyu berdiri di atas lahan 52x70 meter, sementara jumlah hunian yang akan terbangun sebanyak 96 unit. Masing-masing shelter berukuran 6×3 meter yang terdiri atas satu kamar tidur dan satu ruang tamu untuk dihuni oleh satu kepala keluarga. Shelter tersebut dibangun menggunakan material kayu dan tripleks yang ramah gempa dan mampu meredam hawa panas. Total ACT akan membangun 1.000 shelter di Palu, Donggala, dan Sigi. "Memang ini ujian Allah SWT dan harus disikapi dengan bijak. Terima kasih kepada ACT yang sudah bekerja terus. Juga kepada kepada 500 lebih relawan yang ada di sini, bekerja tanpa pamrih siang dan malam" tutup H Ibnu Sina. (humpro-bjm)

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search